Selasa, 09 Mei 2017

JALAN-JALAN SORE MENIKMATI SOTO PAK SALAM TERLARIS DI BOGOR

Soto Bogor Pa' Salam
Soto Bogor Pa’ Salam
Sore hari menjelang pukul empat sore, saya dan teman kantor menyusuri Jalan Surya Kencana yang merupakan kawasan pecinan atau china town di Bogor. Tujuan utama sore ini sudah pasti, yaitu Soto Bogor Pa’ Salam. Sudah cukup sering mendengar baik dari teman-teman, website, blog bahkan televisi bahwa ini merupakan tujuan utama menikmati wisata di Bogor, khususnya urusan perut atau kuliner ;).

Berawal dari Tugu Kujang, kami menyusuri lingkaran kebun raya Bogor, melewati Jalan Pajajaran, Jalan Jalak Harupat, Jalan Juanda dan berbelok ke Jalan Surya Kencana. Sore itu cukup lengang, mungkin karena hari kerja dan belum waktunya pulang kantor. Dari seorang teman, memberi informasi bahwa lokasi kuliner ini berupa warung tenda di pinggir jalan. Lokasi tidak jauh dari perempatan Gang Aut yang merupakan sentra kuliner Kota Bogor. Mendekati Gang Aut, kami makin waspada dan memperlambat laju mobil yang saya kendarai. Dan ternyata memang tidak jauh setelah Gang Aut, tepatnya didepan bangunan ruko Bank BNI dan berseberangan dengan Bank Mutiara. Tidak salah memang, warung soto ini dijuluki sebagai yang terlaris di Bogor. Lihatlah warung tendanya penuh dengan pengunjung yang rela antri dan berdesak-desakan demi mencicipi Soto Bogor Pa’ Salam.
Soto Daging
Daging Pilihan Siap Diguyur Kuah Kuning
Soto Bogor
Semangkung Soto Bogor Plus Nasi
Kami berbaur dengan pengunjung yang lain, memilih daging untuk disajikan dalam semangkuk soto. Asisten Kang Iwan langsung meminta kami untuk ‘di stel’, ungkapan memilih potongan daging, babat, iso, limpa, otak, paru dan bahkan jengkol yang siap dicampur dengan kuah kuning, khas soto bogor. Setelah memilih potongan daging masing-masing, kamipun duduk di dalam warung tenda yang sempit ini. Kebetulan ada yang baru saja menyelesaikan santapannya saat itu. Kamipun duduk menunggu giliran disiapkan. Potongan daging, babat, iso dan paru yang kami pilihpun dipotong kecil-kecil oleh Kang Iwan dan kemudian dicampurkan dengan kuah kuning. Disajikan dengan nasi putih dengan taburan bawang goreng, kamipun siap menyantapnya. Dengan menambahkan jeruk nipis dan sambal, mulailah kami menyuapnya sesendok demi sesendok. Hmmmm…. Tidak salah memang, kuah kuning yang bercampur dengan daging pilihan menyajikan cita rasa yang lezat dilidah. Tak puas dengan soto yang sedang disantap, sayapun memesan untuk dibungkus untuk makan malam di rumah.
Sambil menikmati santapan soto Bogor yang lezat ini, kami bercanda ria dengan Kang Iwan, generasi kedua dari pemilik warung ini. Pak Salam adalah ayah Kang Iwan, dan meneruskan usaha keluarga ini setelah sang ayah meninggal dunia. Beliau tahu kalo kami adalah pelanggannya yang baru dan menyapa dengan candaannya yang khas, “Baru nih mendarat disini?”. Mendarat merupakan sapaan kalau kami belum menjadi langganan. Tak lama asisten Kang Iwan menyapa dengan, “Semangat?”. Ini merupakan pertanyaan apabila ingin menambah porsi nasi atau soto lagi. Sedangkan apabila sudah cukup dan tidak ingin menambah, maka akan disapa dengan “Kurang Semangat nih”. Dan banyak lagi candaan-candaan yang sudah cukup familiar dengan pelanggannya.
Soto Bogor
Suasana Bersantap Soto Bogor Pa’ Salam
Selesai bersantap, Kang Iwan menyiapkan kalkulatornya yaitu kertas catatan yang kami pesan tadi dan memberitahukan berapa yang harus kami bayar. Untuk santapan soto yang lezat ini, kami cukup merogoh kocek delapan ribu untuk satu potong daging. Karena saya memilih 3 potongan daging, maka semangkuk soto seharga 24K, dan 3.5K untuk nasi putih. Sehingga total 27.5K yang harus kami tebus untuk soto yang lezat ini. Tidak terlalu mahal menurut saya untuk cita rasa yang lezat.
Ucapan “Selamat” dari Kang Iwan mengakhiri wisata kuliner kali ini. Kata Selamat selalu diucapkan sebagai ucapan terima kasih dan penghargaan buat pelanggannya. Sebelum meninggalkan warung tenda ini, saya menanyakan waktu berjualannya Kang Iwan. Kang Iwan menginformasikan kalau warungnya dibuka mulai pukul 4 sore dan apabila cuaca cerah maka pukul 7 malam sudah habis tandas. Satu lagi istilah yang diperkenalkan oleh Kang Iwan, Cuaca cerah artinya pelanggannya ramai sehingga jualannyapun akan laku keras.
Kalau anda ingin menikmati kuliner yang satu ini, silakan berebut dan berdesak-desakan di warung tenda Pak Salam. Jangan sampai kemalaman, karena selalu laris. Sebelum jam 7 malam, biasanya sudah habis dan tidak berjualan lagi. Tak heran kalau dijuluki sebagai yang terlaris di Bogor.
Warung Tenda Soto Bogor
Warung Tenda Soto Bogor Pa’ Salam

sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar