Minggu, 28 Mei 2017

Memiliki Kemampuan Komunikasi Yang Baik Sangat Membantu Fotografer


1 views

Aneh ya? Sepertinya tidak ada kaitan secara langsung antara berkomunikasi dan menghasilkan foto yang bagus. Yah, memang kenyataannya foto memang tidak dihasilkan dengan berbicara dan berteori. Tetapi, sebuah fakta pula kalau seorang fotografer memiliki kemampuan komunikasi yang baik maka peluangnya menghasilkan karya yang baik juga semakin besar.
Tidak percaya?
Memiliki kemampuan komunikasi yang baik sangat membantu seorang fotografer
Cobalah tempatkan diri kita dalam beberapa situasi yang biasa dihadapi oleh seorang pemotret di bawah ini.

a) Anda sedang hendak memotret model, tetapi setelah berulangkali melakukan pemotretan gaya dan mimik wajah sang model cantik tidak sesuai dengan ide atau yang diinginkan oleh Anda
b) Anda sedang hunting foto di stasiun, tempat yang sebenarnya sangat menarik, tetapi para Petugas Keamanan Dalam (PKD) memandang curiga dan menegur
c) Anda kebetulan mendapat order untuk membuat foto pra-wedding atau pernikahan
Nah, kira-kira, jika Anda tidak memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik, bisakah Anda menghasilkan foto yang baik?
Kemungkinan besar sulit sekali.
Kasus a) bagaimana model bisa bergaya yang sesuai dengan ide dan kemauan, ketika ia tidak tahu dan mengerti apa yang dikehendaki?
Kasus b) Bakalan sangat tidak nyaman dan bahkan mengundang reaksi “keras” dari para PKD jika kita tidak bisa menjelaskan tujuan, alasan atau bahkan sekedar menyampaikan bahwa izin sudah diperoleh dari atasan mereka
Kasus c) Hampir mirip dengan kasus a), tetapi seorang fotografer seperti ini bukan hanya memandu tapi juga memberikan saran kepada pelanggan tentang ide dan juga teknik pelaksanaan yang baik.
Semua itu membutuhkan komunikasi, dan tidak bisa hanya dengan menunjukkan kamera saja.
tips belajar fotografi secara otodidak
Bagaimanapun, seorang fotografer adalah tetap manusia yang dalam menjalankan kegiatannya akan bertemu dengan manusia-manusia lainnya. Ia akan terus dihadapkan pada situasi dan kondisi dimana kameranya tidak bisa dipergunakan, dan bahkan menjadi penyebab “masalah” .
Ia harus tetap menjadi manusia dan memerlukan kemampuan lainnya yang tidak ada kaitannya dengan penempatan fokus atau obyek, atau cara membuat bokeh. Ia memerlukan komunikasi untuk memperlancarnya mencapai tujuannya, menghasilkan foto yang baik.
Pengalaman selama hunting foto di jalanan menunjukkan banyak keuntungan kalau tahu cara berkomunikasi yang baik dengan masyarakat sekitar.
Terakhir kali adalah ketika memotret di Stasiun Bogor untuk ikut serta dalam Lomba Foto Commuter Line yang diadakan PT Kereta Commuter Jabodetabek. Sudah cukup terkenal dan menjadi bahan perbincangan di dunia maya mengenai betapa kakunya para petugas keamanan disana terhadap pemegang kamera non smartphone.
Tatapan mata dan teguran biasanya akan disampaikan oleh orang yang terlihat mengambil gambar di stasiun atau di kereta. Saya pernah mengalaminya secara langsung, bukan sekali saja dan kembali mengalaminya di stasiun Bogor tersebut.
Padahal, saat itu saya sudah mendaftar via website khusus lomba tersebut dan mendapatkan ID Card (Pengenal). Juga, mengikuti aturan dan panduan standar yang ditetapkan, saya sudah melapor , berkoordinasi, dan meminta izin dengan PPKA (Pemimpin Perjalanan Kereta Api). Semua sudah lengkap.
Tetapi pada kenyataannya, di lapangan, meski semua izin sudah dikantongi, tiga kali PKD mendekati dan menanyakan apakah saya memiliki ziin untuk memotret di dalam stasiun.
Situasi yang sama sekali tidak nyaman dan sangat mengganggu sebenarnya. Apalagi sedang seru-serunya mengarahkan kamera, suara tegas dan pandangan curiga terarah kepada saya.
Mau tidak mau, saya harus kembali menjelaskan kepada setiap penanya, tujuan, alasan, dan tentang izin yang sudah diberikan kepada saya sebagai peserta lomba foto untuk institusi dimana mereka bekerja.
Memiliki kemampuan komunikasi yang baik sangat membantu seorang fotografer 2
Repot?
Ya repot. Tiga kali ditegur dan ditanya, tiga kali pula harus menjelaskan. Tetapi, mau tidak mau. Kalau situasi demikian tidak dimanage dengan baik, maka hasilnya akan meruncing dan justru akan lebih menganggu lagi.
Sang PKD tentunya akan lebih memaksa dan bahkan melakukan tindakan, karena itu tugas yang dibebankan kepadanya. Lebih baik, saat demikian, dilakukan pendekatan dan memanfaatkan kemampuan komunikasi yang saya punyai (ada untungnya bekerja di bagian marketing). Hasilnya, mereka bisa mengerti dan saya bisa melakukan aktifitas memotret tanpa kendala berarti.
Itu satu dari banyak pengalaman saat hunting foto yang menunjukkan bahwa seorang fotografer pun harus mengembangkan kemampuan komunikasi dengan sekitar. Sangat bermanfaat meski tidak secara langsung berkaitan dengan kegiatan memotretnya, tetapi hal itu akan menghilangkan banyak gangguan dan bisa menciptakan kondisi yang mendukung.
Tips : Jika Anda gemar melakukan hunting foto di jalanan, usahakan jika tiba di lokasi, dimanapun yang Anda tuju dan anggap menarik, jangan langsung keluarkan kamera. Berhentilah dan kemudian coba bercakap-cakap dengan orang-orang yang ada di sekitar. Anda akan merasa lebih tenang saat memotret dan tidak jarang justru akan mendapatkan informasi yang menarik tentang lokasi-lokasi lainnya.
sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar