Tape Uli - Tape Ketan - Leupeut alias lepet
Pernah lihat yang seperti ini, Kawan? Kalau Anda ke Bogor, mungkin beberapa kali pernah berpapasan dengan orang yang memanggul keranjang dagangan dengan isi seperti ini.

Mungkin juga Anda akan bingung, apa sih yang mereka tawarkan.
Boleh saya bantu menjelaskan sedikit :

Leupeut alias Lepet

Kalau dalam foto di atas yang berbentuk lonjong seperti tabung berwarna coklat itulah Leupeut atau Lepet.
Banyak yang bilang ini makanan khas Betawi, tetapi sudah sejak lama, makanan ini juga dinikmati oleh orang Bogor. Saya sendiri sejak pindah ke Bogor sudah sering merasakannya.
Isinya adalah ketan yang dikukus dan seringnya diberi tambahan kacang kedelai di dalamnya. Rasanya gurih dan legit. Daun yang dipergunakan lebih sering daun kelapa, sehingga kayak ketupat juga, setelah dikukus/direbus akan berwarna coklat.
Tapi agak lengket. Jadi, kalau hendak makan cukup buka bungkusnya sedikit-sedikit supaya tangan tidak lengket. Bukanya agak seperti ulir.

Tape Ketan

Tape Uli Tape Ketan Leupeut atau Lepet 2
Lihat gambar lagi. Yang paling atas boleh, yang di atas juga boleh. Ada sesuatu yang dibungkus plastik kan?
Ini disebut tape ketan. Berbeda dengan tape yang biasa dijual di kawasan Padalarang, Bandung yang ukurannya panjang-panjang karena terbuat dari singkong, tape ketan ini seperti nasi atau beras berwarna kebiru-biruan.
Ini adalah hasil dari fermentasi ketan selama beberapa lama.
Rasanya asam-asam manis dan kadang agak kecut. Tergantung pada orang yang mengolahnya, rasanya tidak akan sama dan standar.
Juga, berair yang merupakan hasil dari proses fermentasinya. Tidak jarang orang justru mengincar cairan yang ada pada tape ketan karena rasanya dan agak “beralkohol” karena merupakan hasil fermentasi (mungkin mirip sake ya).
Prosesnya tidak mudah juga lo. Katanya, bagi siapapun yang membuat tidak boleh dalam keadaan “kotor”, seperti saat sedang datang bulan. Hasilnya biasanya tidak bagus dan bantat.
Biasanya tidak dimakan sendirian. Banyak yang bilang lebih enak kalau digabung dengan yang terakhir ini.

ULI atau OLI

Hanya beda ejaan saja. Kedua kata ini merujuk pada hal yang sama, kue ketan, alias kua yang terbuat dari ketan.
Bentuknya biasanya seperti kotak gepeng, tapi juga bisa berbentuk yang lain tergantung yang jual. Kalau kata orang bule, mungkin rice cake, karena memang terbuat dari ketan juga.
Warnanya putih karena terbuat dari ketan putih, agak lengket, dan menantang untuk dikunyah karena kenyal. Maklum saja, dari ketan gitu lo.
Nah, kalau orang Bogor biasanya makan uli dengan dicampur dengan tape ketan. Ulinya dipotong-potong dulu kecil-kecil, kemudian ambil sesendok tape ketan dan langsung masukkan mulut.
Nyummy. Enak bro and sis. Ada gurih, ada asam, ada manis. Semuanya bercampur di lidah.
Jadi, kalau Akang dan Teteh kebetulan lagi ke Bogor dan bertemu mereka yang menjual Tape Ketan – Uli – Leupeut alas lepet. Dibeli saja. Sama sekali tidak mahal.
Segelas kopi biasa di Starbuck di Botani Square bisa dapat ketiga jenis ini sekaligus. Cuma, ya cuma, mungkin menantang juga untuk mencari penjualnya. Sudah agak jarang yang jual makanan tradisional seperti ini.
Jadi, sekalian mencoba rasanya, tentu bisa membantu mereka tetap bertahan yang berarti makanan tradisional ini akan tetap bertahan ada di Bogor.
Catatan : Kata “atawa” pada judul bukan karena salah eja. Ini ejaan Sunda untuk kata “Atau”
sumber