Senin, 13 November 2017

Pesona Wisata Kuliner Jalan Surya Kencana Bogor


Pesona Wisata Kuliner Jalan Surya Kencana Bogor
Nama Jalan Surya Kencana sebenarnya sudah sering terdengar di telinga saya. Hanya saja setiap saya ke Bogor, selalu tidak pernah sempat untuk menikmati jalanan surga ini (karena banyak makanan dan jajanan :D). Dan kali ini sungguh kesempatan indah bisa mencicipi makanan dan jajanan yang ada di sepanjang Jalan Surya Kencana dalam kegiatan #KPKTrip eksplorasi kuliner Bogor bersama Danamon Flazz (https://bit.ly/Danamonflazz).

Setelah mengikuti pencerahan dari para narasumber (sudah saya ceritakan pada artikel sebelumnya www.kompasiana.com), istirahat sejenak maka perjalanan eksplorasi dilanjutkan menggunakan angkot berwarna hijau menuju Jalan Surya Kencana. Lokasi Keuken Koffie berada di Jalan Bangka maka waktu tempuh sekitar 30 menit menuju Jalan Surya Kencana ini. Karena Bogor terbilang sudah sangat macet sekarang kalau weekend maka cukup kesulitan saya dalam mengingat jalanan.
Benar saja, sesampainya kami di Jalan Surya Kencana pemandangan indah menggoda lidah ini terjajar rapi dari ujung hingga ujung. Tapi pasti ada yang terkenal dan kami mencicipi beberapa makanan yang menjadi jagoannya di sini karena keterbatasan waktu.
Soto Kuning Pak M. Yusuf
Soto Kuning Pak M. Yusuf sangat tersohor di sini. Rasa kuah kuning kaya bumbu rempah yang khas ini menjadi spesial dengan daging, jeroan dan komposisi soto lainnya. Kuah yang selalu mendidih mulai dari buka warung hingga tutup warung menjadi salah satu keunggulan Soto Kuning Haji Yusuf. Harga yang dibandrol terbilang cukup lumayan murah yaitu Rp. 35.000,- per porsi tanpa nasi. Kalau Anda ingin mencicipinya, Anda harus gerak cepat karena soto ini sangat laris diserbu para pelanggannya.
Rasa soto ini gurih, rasa rempahnya sangat terasa. Soto ini harus disajikan hangat agar rasa asli soto tidak hilang. Tambahkan sedikit perasan jeruk nipis, hmm so yumm..
Sedang meracik Soto Kuning Pak Yusuf (dok. Andini Harsono)
Sedang meracik Soto Kuning Pak Yusuf (dok. Andini Harsono)
Lumpia Basah Khas Bogor
Lumpia Basah khas Bogor (dok. Andini Harsono)
Lumpia Basah khas Bogor (dok. Andini Harsono)
Berbeda dengan lumpia Semarang dan Bandung, lumpia Bogor ini memiliki ukuran lebih besar dan dimasak dadakan. Isiannya adalah bengkoang yang dipotong dadu kecil-kecil (kalau lumpia Bandung dipotong panjang-panjang), tauge, dan telur. Semua isian ditumis terlebih dahulu dan dituangkan di helaian kulit lumpia yang sudah tersedia. Disajikan menggunakan lembaran daun, sangat menggugah selera. Di Jalan Surya Kencana ada beberapa yang menjual lumpia Bogor ini. Saya mencicipinya bersama kawan-kawan lain karena porsinya jumbo tak yakin bisa habiskan sendiri. Harganya Rp. 12.000,-
Lumpia Basah langsung dibuat saat itu juga (dok. Andini Harsono)
Lumpia Basah langsung dibuat saat itu juga (dok. Andini Harsono)
Asinan Jagung Bakar
Selanjutnya adalah asinan jagung bakar. Wah ini nih yang baru dengar. Ternyata setelah jagungnya dibakar, diserut lalu dicampurkan oleh kuah asinan. Oya komposisi lainnya adalah mentimun. Rasanya layaknya asinan pada umumnya. Asin, asem, pedas dan gurih. Ditambah jagung bakar jadi ada manis-manisnya gitu. Enak. Harganya Rp. 15.000,-
Asinan Jagung Bakar (dok. Andini Harsono)
Asinan Jagung Bakar (dok. Andini Harsono)
Wedang Ronde
Tidak ada beda dengan wedang ronde dari Jawa. Di Jalan Surya Kencana ada wedang ronde yang laris manis. Bedanya mungkin dari warna rondenya yaa, di sini lebih warna warni. Kuah jahenya terasa, kacangnya gurih dan rasa bulatan rondenya kenyal. Wedang ronde ini menghangatkan kami dari cuaca Bogor yang hujan kala itu. Harganya Rp. 10.000,- per mangkok.
Wedang Ronde (dok. Andini Harsono)
Wedang Ronde (dok. Andini Harsono)
Martabak
Mungkin diantara makanan atau jajanan lainnya, usia martabak ini paling tua. Pedagangnya sudah berumur dan pengakuannya dari jualan martabak ini bisa menguliahkan anak-anaknya hingga keluar negeri. Wow.
Sayangnya sangat antri waktu itu jadi kami tidak sempat mencicipinya. Menurut pengakuan para pelanggannya, martabak ini dari dulu sampai sekarang rasanya tidak berubah. Yang jualan ya tetap Bapaknya itu. Dari muda sampai tua tetap dia.
Cilok Ikan Tenggiri
Tak lengkap rasanya kalau ke Bogor tidak jajan cilok. Kali ini saya menemukan cilok dengan ukuran jumbo. Bukan saja lumpia tadi tapi cilok disini juga memiliki ukuran sebesar bola tenis. Kebayang dong seberapa besarnya. Cilok dengan harga Rp. 2.000,- per buahnya bisa dimakan menggunakan kuah kaldu layaknya bakso. Di dalam cilok ini ada irisan ikan yang ditumbuk halus sehingga rasa ikannya benar-benar terasa. Enak.
Cilok Ikan Tenggiri (dok. Andini Harsono)
Cilok Ikan Tenggiri (dok. Andini Harsono)
Berbicara soal bisnis makanan katanya tidak pernah ada habisnya. Terbukti seperti pedagang-pedagang di Jalan Surya Kencana ini kebanyakan sudah melegenda. Dari jaman bapaknya sudah jualan, atau dari jaman muda sudah jualan. Tandanya usaha di bidang kuliner merupakan bisnis yang menjanjikan. Sudah saatnya pegang kendali berbisnis kuliner dengan tepat sasaran. Tetap memperhatikan mutu, rasa dan harga yang ditawarkan. Banyaknya saingan jangan sampai membuat kita gentar untuk terus melangkah menjalankan bisnis ini.
Mungkin suatu hari nanti Danamon Flazz bisa digunakan untuk membayar masing-masing pedagang ini ya hehe. Yang berjualan di ruko kemarin sempat terlihat oleh saya sudah ada beberapa yang menerima pembayaran secara elektronik. Tinggal gesek, selesai. Perlu juga diingat bahwa kartu Danamon Flazz merupakan pengganti uang dalam transaksi sehari-hari. Jadi dijaga jangan sampai tidak hilang ya.
Saran saya kalau Anda ingin berkulineran ria kesini, jangan bawa barang banyak-banyak karena repot, bawa uang recehan agar tidak sulit mencari kembalian, kalau makan jangan di tengah jalan beri ruang untuk orang lain lewat, hati-hati terhadap tangan-tangan jahil dan yang paling penting adalah jangan lupa bayar.
Belum puas rasanya saya bereksplorasi kuliner di Bogor. Saya akan kembali lagi ke Keuken Koffie dan pastinya Jalan Surya Kencana Bogor ini. Mencicipi beragam kuliner ini merupakan salah satu cara melestarikan makanan lokal bahkan makanan daerah seperti talas yang sudah pasti menjadi ikonnya Bogor.
Kegiatan #KPKTrip eksplorasi Bogor ditutup dengan pembagian hadiah live tweet dan kami pulang ke Jakarta diiringi hujan badai yang mengguyur basah tubuh kami. Semoga akan ada waktu dan kesempatan lagi untuk menikmati kuliner Bogor bersama-sama.
sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar